Pembuat game sosial tersebut mengalami penurunan penjualan hingga 31 persen menjadi US$ 231 juta. Sedangkan pendapatan dari game virtual dan iklan ikut turun 38 persen menjadi US$ 188 juta. Game Farmville dan Zynga Poker hanya berhasil menyumbangkan penghasilan sebesar US 15,8 juta. Bukan hanya itu saja, Zynga juga menderita kerugian hingga US$ 2 sen per saham. Itu terjadi setelah sahamnya anjlok hingga 13 persen pada penutupan di bursa.
Selain itu, beberapa investor makin khawatir setelah Zynga membatalkan niatannya untuk menghadirkan game judi online di Amerika Serikat. Padahal, banyak analis berspekulasi, ekosistem game judi “real money” bisa jadi pendorong besar dalam meraih kuntungan. Zynga mengatakan, pihaknya masih mengevaluasi game tersebut yang saat ini baru tersedia di Inggris saja. Selain itu, dilansir dari Wall Street Journal, misi utama mereka masih berfokus pada game sosial free-to-play.
Dalam sebuah pernyataan, CEO baru Zynga, Don Matrick akan lebih berhati-hati lagi dalam mengemudikan perusahaannya selama dua hingga empat kuartal berikutnya. “Kita harus kembali ke dasar dan mengambil pandangan jangka panjang pada produk dan bisnis Kita,” kata Mattrick yang belum sebulan menjabat CEO Zynga.
Ia juga memproyeksikan, penjualan produk Zynga bakal lebih rendah lagi pada kuartal berikutnya. Angka tersebut berkisar US$ 175 juta hingga US$ 200 juta. Selain itu, kemungkinan Zynga bakal menderita kerugian bersih antara US$ 43 juta hingga US$ 14 pada kuartal berikutnya.
Pada kuartal kedua ini, pengguna aktif harian game-game besutannya juga terus menurun tajam. Dari 72 juta menjadi 39 juta pengguna per harinya. Sementara pengguna bulanan ditaksir telah menurun hingga 39 persen menjadi 187 juta pengguna.
Mau dibawa ke mana Zynga nantinya, ya Kita tunggu saja. Ini masih permulaan bagi Mattrick dalam membawa masa depan Zynga maupun investornya dan juga pengguna game sosialnya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar