“Pasar khawatir bahwa kemungkinan terdapat dampak negatif pada kamera SLR akibat dari kamera smartphone. Menegaskan kembali, terdapat bagian bahwa Canon tidak bisa memulai dengan upayanya sendiri dalam bisnis kamera mereka (terdapat persaingan dengan smartphone),” ujar Hisashi Moriyama, analis JPMorgan Chace & Co di Tokyo.
Pengiriman kamera ke seluruh dunia jatuh 29 persen ke level terendah dalam 10 tahun terakhir ini, dilansir Bloomberg. Seorang analis di Morgan Stanley Tokyo, Masahiro Ono memproyeksikan, total pengiriman kamera hingga akhir tahun hanya menyentuh angka 68,6 juta unit. Angka ini turun dari 98,1 juta pada tahun sebelumnya.
Sebaliknya, pengiriman smartphone diperkirakan akan meningkat sekitar 32 persen menjadi 928 juta unit. Samsung sendiri meraih pangsa pasar hingga 30 persen dengan produk andalannya, Galaxy S4. Sementara Apple memiliki 19 persen pangsa pasar.
Walau belum bisa menandingi kualitas gambar kamera konvesional, kamera yang terintegrasi di smartphone juga tidak bisa dianggap remeh. Apple, Samsung, dan Nokia kian berlomba meningkatkan kemampuan dan fitur kamera smartphonenya. Sebagai contoh, Nokia Lumia 1020 mampu menawarkan resolusi kamera hingga 41 megapixel. Sementara kamera Galaxy S4 menawarkan 13 megapixel dan iPhone 5 memiliki 8 megapixel.
“Kami tahu ada kemerosotan dalam penjualan kamera, tapi itu lebih buruk lagi dari harapan Kami sebelumnya. Situasi akan semakin sulit bagi Canon untuk sementara waktu,” kata Mitsushige Akino, kepalan pendanaan di Ichiyoshi Asset Management Co. di Tokyo.
Beberapa hari lalu, Canon memprediksikan, laba bersih mereka tahun ini berada di kisaran 260 miliar yen (Rp 27 triliun). Pihaknya telah memotong target sebelumnya yang mencapai 290 miliar yen. Begitupun juga dalam hal penjualan. Canon turut memangkas proyeksi penjualan kamera menjadi 3,85 triliun yen dari proyeksi April lalu yang sebesar 3,98 triliun yen.
Pembuat PowerShot dan kamera EOS ini juga memotong target penjualan kamera untuk model compact, dari 14,5 juta menjadi 14 juta unit. Sementara untuk single-lens reflex dari 9,2 juta unit menjadi 9 juta unit.
Selain penetrasi dari smarphone, perlambatan penjualan kameri ini akibat dari nilai tukar mata uang yen yang melemah. Sebab, 80 persen pendapatan tahunan Canon berasal dari penjualan kamera di luar Jepang.
Saham perusahaan yang berbasis di Tokyo ini juga ikut tergerus hingga 5,4 persen menjadi 3,245 yen pada penutupan di bursa Nikkei 225. “Situasi Canon terlihat parah,” ungkap pernyataan perusahaan investasi, Goldman Sachs yang juga memangkas proyeksi harga saham Canon dari 3,400 yen menjadi 3,270 yen.
(sumber: Business Week)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar